Rabu, 11 September 2013

Peluang NTT Dalam Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Pangestu mengunjungi pengrajin alat musik Sasando di Kupang - NTT

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku Ketua Tim Kerja Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)Koridor Bali-Nusa Tenggara,  mengatakan bahwa  Rapat Koordinasi Nasional (RAKERNAS) Bidang Industri Pengolahan Pangan dan Peternakan , Kamar Dadang dan Industri Indonesia sebagai pelaksanaan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dilakukan dengan pendekatan terobosan (breakthrough) dan bukan “Business As Usual”. Disamping itu, MP3EI dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berimbang, berkeadilan dan berkelanjutan.


“Terhadap konsepsi  logistic dan kenektivitas nasional, melalui MP3EI Indonesia bertekad untuk segera mungkin memanfaatkan alur laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan Sea Line of Communication Selat Malaka sebagai asset dan akses keunggulan alamiah logistic global untuk mempercepat dan memaksimalkan  pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, terutama bagi masyarakat di luar Pulau Jawa,” kata Mari Pangestu di depan peserta Rakernas Kadin di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT , Rabu (26/06).
Saat ini, tambah Marie Pangestu, kondisi perekonomian Indonesia tumbuh dengan laju di atas 6 persen secara kbersinambungan dan merupakan Negara G20 dengan pertumbuhan terpesat ke-2. Kehadiran MP3EI diharapkan  mampu mmbawa Indonesia pada kondisi masa depan sebagai Negara maju, dalam wujud kekuatan 10 besar dunia di tahun 2030. Kita menargetkan pada tahun 2025, PDB perkapita dapat setara dengan negara berpenghasilan perkapita sebesar US$ 16,180 dengan PDB berkisar pada US$ 4,5 triliun.
Dengan bertumbuhnya ekonomi nasional, kita bisa terus mengurangi kemiskinan dan pengangguran sehingga kesejahteraan masyarakat akan terus meningkat.  Dalam MP3EI telah ditetapkan 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama. Selain itu, juga telah ditetapkan 6 (enam koridor) ekonomi sebagai pusat-pusat pertumbuhan yang diharapkan dapat mendorong perkembangan ekonomi di seluruh wilayah Nusantara.
“NTT termasuk ke dalam Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara (KE Bali-NT) yang memiliki 3 (tiga) sektorekonomi utama diantaranya pariwisata, peternakan dan perikanan, ditambah dengan 2 (dua) sektor ekonomi non-utama , yaitu tambang mineral dan  pertanian, “ jelas Mari Pengestu.
Jumlah royek sektor riil, jelas Marie bahwa di Koridor Ekonomi Bali-NT  sebanyak 79 proyek dengan nilai investasi sebesar  Rp. 143,57 triliun dan untuk proyek infrastruktur terdiri atas 57 proyek dengan nilai investasi Rp. 66,75 triliun. Setelah dilakukan proses validasi, terjadi perubahan jumlah dan nilai proyek. Posisi sampai dengan April 2013, jumlah proyek sector riil adalah 10 dengan nilai investasi Rp. 109,5 triliun,  sedangkan jumlah infrastruktur berubah menjadi 32 proyek dengan nilai Rp.63,3 triliun. Dengan demikian, total seluruh investasi proyek (sektor riil  dan sector infrstruktur) di KE Bali-NT adalah 42 proyek dengan nilai investasi Rp.172,9 triliun.
Sementara itu, investasi sector riil dan infrastruktur Provinsi NTT meruakan yang terendah di Koridor Bali-NT yaitu 28 proyek dengan nilai investasi Rp. 17.735 m (dari total 118 proyek di KE Bali-NT dengan nilai investasi Rp. 204,299 m). Sehingga , peluang Provinsi NTT dalam MP3EI memerlukan breakthrough komitmen dunia usaha untuk meningkatkan investasi sektor riil di Proinsi NTT. Selain itu, Pemerintah Daerah perlu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak secara intensif, menyediakan sumber daya manusia yang handal, APBD pendudkung serta penyederhanaan Perijinan Investasi untuk memperluas pembangunan ekonomi di Provinsi NTT. (jp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar