Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Pangestu mengunjungi pengrajin alat musik Sasando di Kupang - NTT |
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku Ketua Tim Kerja Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)Koridor Bali-Nusa Tenggara, mengatakan bahwa Rapat Koordinasi Nasional (RAKERNAS) Bidang Industri Pengolahan Pangan dan Peternakan , Kamar Dadang dan Industri Indonesia sebagai pelaksanaan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dilakukan dengan pendekatan terobosan (breakthrough) dan bukan “Business As Usual”. Disamping itu, MP3EI dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berimbang, berkeadilan dan berkelanjutan.
“Terhadap konsepsi logistic dan kenektivitas nasional, melalui
MP3EI Indonesia bertekad untuk segera mungkin memanfaatkan alur laut Kepulauan
Indonesia (ALKI) dan Sea Line of Communication Selat Malaka sebagai asset dan
akses keunggulan alamiah logistic global untuk mempercepat dan memaksimalkan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas,
terutama bagi masyarakat di luar Pulau Jawa,” kata Mari Pangestu di depan
peserta Rakernas Kadin di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT , Rabu (26/06).
Saat ini, tambah Marie Pangestu, kondisi
perekonomian Indonesia tumbuh dengan laju di atas 6 persen secara
kbersinambungan dan merupakan Negara G20 dengan pertumbuhan terpesat ke-2.
Kehadiran MP3EI diharapkan mampu mmbawa
Indonesia pada kondisi masa depan sebagai Negara maju, dalam wujud kekuatan 10
besar dunia di tahun 2030. Kita menargetkan pada tahun 2025, PDB perkapita
dapat setara dengan negara berpenghasilan perkapita sebesar US$ 16,180 dengan
PDB berkisar pada US$ 4,5 triliun.
Dengan bertumbuhnya ekonomi nasional, kita
bisa terus mengurangi kemiskinan dan pengangguran sehingga kesejahteraan
masyarakat akan terus meningkat. Dalam
MP3EI telah ditetapkan 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama. Selain
itu, juga telah ditetapkan 6 (enam koridor) ekonomi sebagai pusat-pusat
pertumbuhan yang diharapkan dapat mendorong perkembangan ekonomi di seluruh
wilayah Nusantara.
“NTT termasuk ke dalam Koridor Ekonomi
Bali-Nusa Tenggara (KE Bali-NT) yang memiliki 3 (tiga) sektorekonomi utama
diantaranya pariwisata, peternakan dan perikanan, ditambah dengan 2 (dua)
sektor ekonomi non-utama , yaitu tambang mineral dan pertanian, “ jelas Mari Pengestu.
Jumlah royek sektor riil, jelas Marie bahwa
di Koridor Ekonomi Bali-NT sebanyak 79
proyek dengan nilai investasi sebesar Rp. 143,57 triliun dan untuk proyek
infrastruktur terdiri atas 57 proyek dengan nilai investasi Rp. 66,75 triliun.
Setelah dilakukan proses validasi, terjadi perubahan jumlah dan nilai proyek.
Posisi sampai dengan April 2013, jumlah proyek sector riil adalah 10 dengan
nilai investasi Rp. 109,5 triliun,
sedangkan jumlah infrastruktur berubah menjadi 32 proyek dengan nilai
Rp.63,3 triliun. Dengan demikian, total seluruh investasi proyek (sektor riil dan sector infrstruktur) di KE Bali-NT adalah
42 proyek dengan nilai investasi Rp.172,9 triliun.
Sementara itu, investasi sector riil dan
infrastruktur Provinsi NTT meruakan yang terendah di Koridor Bali-NT yaitu 28
proyek dengan nilai investasi Rp. 17.735 m (dari total 118 proyek di KE Bali-NT
dengan nilai investasi Rp. 204,299 m). Sehingga , peluang Provinsi NTT dalam
MP3EI memerlukan breakthrough komitmen
dunia usaha untuk meningkatkan investasi sektor riil di Proinsi NTT. Selain
itu, Pemerintah Daerah perlu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak secara
intensif, menyediakan sumber daya manusia yang handal, APBD pendudkung serta
penyederhanaan Perijinan Investasi untuk memperluas pembangunan ekonomi di
Provinsi NTT. (jp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar